Aku Ingin Menjadi...

"dan akhirnya cinderella dan pangeranpun hidup bahagia. .selesai" kata ibu paruh baya yg sedang membacakan dongeng sebelum anaknya tidur.
"wah. .ternyata ceritanya gitu yah bun" kata anak kecil itu.
"iyah sayang, selamat tidur yah!" kemudian ibu itu mengecup kening anaknya. Dan tidur di sampingnya.
"andai aku bisa baca. . " si kecilpun tidur dengan pulasnya.

___


Nina, gadis kecil yang sejak kecil tak bisa melihat terbitnya mentari, indahnya pelangi, paras ayu bundanya, bahkan paras cantiknya sekalipun. Dia buta! . Karena faktor ekonomi, nina kecil tak bisa mendapatkan pengobatan untuk matanya, bahkan dia juga tak sekolah. Tapi dalam jiwanya, cita cita itu sangat membara. Pernah suatu hari dia berkata pada bundanya.

"bunda, apakah nantinya aku bisa membaca?"bundanya hanya terdiam. Nina pun melanjutkan pertanyaannya.

"bunda, apa nantinya jika aku sudah bisa membaca, aku bisa menulis?" sekali lagi bundanya masih terdiam menatap wajah malang putrinya.

"bunda, aku ingin menjadi seorang penulis!" Kali ini bundanya benar benar tak menyangka. Setinggi inikah cita cita putrinya. Apa bisa dia menjadi penulis sedangkan dia buta, dia tak bisa membaca apa lagi menulis.

Kemudian nina brkata lagi "aku ingin menulis buku yang nantinya buku itu akan di bacakan oleh ibu kepada anaknya. Seperti bunda yang selalu membacakan buku untukku"Bundapun terharu dan memeluk putrinya itu.

Nina hidup di suatu kampung kumuh. Tak banyak anak yang dekat dengannya. Karna nina tak bisa diajak bermain dengan kekurangannya. Tapi, ilham. Anak lelaki yang berbeda 5 tahun dengannya selalu mau untuk berteman dengan nina. Bahkan yang memberi buku buku dongeng untuk di bacakan kepada nina adalah ilham. Teman nina satu satunya.

5 tahun berlalu..

Nina tumbuh sebagai gadis 15 tahun yang cantik dan bersemangat. Namun sayang, hingga remaja tak jua dia mengenyam sebuah pendidikan. Bunda nina sakit sakitan, dan tak bisa berbuat apa apa lagi. Hingga satu bulan kemudian nina harus menerima kenyataan bahwa bundanya telah tiada. Kini tak ada lagi yang bisa menceritakan dongeng untuknya. Hidup sendiri tanpa ada cahaya yang dia lihat. Gelap! Hanya itu yang dia lihat.

___

Suatu hari ilham mengajak nina pergi ke perpustakaan kota. Dengan senang hati nina pun menerimanya. Sesampainya di sana ilham menuntun nina memasuki perpustakaan tersebut.
"nina, apa kamu bisa membayangkan bagaimana perpustakaan itu?"
"entahlah, aku tak pernah ke perpustakaan, bahkan aku tak tau perpustakaan itu apa"
" bayangkan, di ruangan ini ada berbagai macam buku dengan ratusan judul yang berbeda. Perpustakaan adalah istana buku nin!"
"wow!!" hanya itu yang terucap dari bibir nina. Raut gembira terpampang di wajahnya. Seperti tak sabar menjelajahi dunia dengan buku buku di sana. Nina dan ilhampun duduk di bangku, kemudian ilhampun mengambil satu buku dan kembali duduk di samping nina.
"nin, ini. Aku bawa buku yang bagus. Kamu mau aku bacakan?" kata ilham.
"bener kamu mau bacain?"
"tentu saja kenapa tidak?"
"wah terima kasih ilham, aku siap untuk mendengarkan"
wajah semangat trpancar dari nina. Dia seperti melihat dunia fantasi ketika ilham membacakan buku itu, teringatlah ia akan bundanya yang selalu membacakan dongeng untuknya.Kini setiap minggu ilham mengajak nina ke perpustakaan. Kini dia tau berbagai macam model bahasa yang di gunakan penulis buku. Kini dia tau, berbagai macam cerita yang terdapat dalam buku. Bahkan kini dia hafal nama nama pengarang terkenal di dunia. Ilham telah membawa nina setapak demi setapak menuju cita citanya.
Suatu hari nina brtanya pada ilham." apa aku pantas menjadi penulis?"
"tentu saja kenapa tidak, aku bisa membantumu nin, kapanpun kau butuh" kata ilham dengan senyuman
"maukah kau menuliskan ide yang ku dapat?, aku ingin membuat cerpen, tapi aku tak bisa menulis, kamu mau kan menuliskannya untukku?"
"tentu nin"

Semenjak saat itu ilham menulis apa saja yg di katakan oleh nina. Setiap malam nina selalu datang ke rumah ilham dan mulai mencurahkan semua idenya. Tak pernah sedikitpun ilham mengeluh, karna dia tau cita cita nina adalah masa depannya.Akhirnya setelah satu minggu cerpen nina telah selesai dengan judul "aku ingin menjadi. . .". Ilhampun berniat untuk menerbitkan cerpen itu ke media cetak. Dia juga memasukkan cerpen itu ke blog pribadinya, ya walaupun ilham hanya anak kampung tp pengetahuannya sudah sangat luas.

1 minggu berlalu. .

Cerpen nina menjadi pusat perhatian di dunia maya, banyak sekali yang berkomentar di cerpen nina itu. "bagaimana bisa anak yang buta dan tak berpendidikan bisa menciptakan cerpen yang luar biasa ini!" kata salah satu pengguna blog d komentar cerpen nina. Tidak hanya itu, cerpen yang di kirimkan ke salah satu media cetak pun sudah di terbitkan. Nina memperoleh imbalan uang tunai. Bagi nina itu adalah anugrah tuhan yang luar biasa.Dia tak menyangka akan seperti ini. Kini, nina suka menulis cerpen dan menerbitkannya di media cetak tentu saja dengan bantuan ilham

Suatu malam lelaki tinggi, putih, dan berjas ungu membawa mobil mewahnya ke rumah nina. Kabar yang menyenangkan, dia adalah salah satu direktur penerbit buku yang terkenal di indonesia. Nina tak menyangka, direktur itu dengan baik hati akan selalu menerbitkan semua karya dari nina. Kini cita citanya akan terwujud, semua keinginannya akan segera terlaksana. Kini nina tak lagi berkata "aku ingin menjadi penulis" namun "AKU TELAH MENJADI SEORANG PENULIS. ."

___

akhir yang bahagia. .
Kini, nina telah menjadi penulis terkenal, penghargaan demi penghargaan telah ia raih berkat kerja kerasnya. Ilham, kini menjadi pendamping hidupnya, suami yang akan selalu membantu nina. Kini, nina selalu membacakan dongeng untuk anaknya, seperti bundanya yang selalu membacakan dongeng untuknya. .

"kelemahan adalah kekuatan bagi diri kita, jangan menyerah karna kita punya kelemahan, tapi menyerahlah kalau kita hanya ingin kelebihan saja"

the end. .

Share On: